Pemuda Batak Lulusan IUP Faculty Of Law UGM dengan predikat Cum Laude tahun 2023 ini memotivasi diri sendiri untuk bisa berprestasi di setiap kesempatan. Diterima di 5 (lima) Universitas terbaik di UMPTN 2019 Indonesia yakni Fak Hukum Undip,Unpad,UI,UGM Reguler, IUP UGM dan 2 (dua) Universitas dari Amerika dan Belanda menjadi bukti ke seriusannya dalam belajar. Covid -19 yang melanda dunia dan Indonesia tidak menyurutkan semangatnya, ketika teman teman se usianya memanfaatkan covid -19 untuk tidak belajar, King malah sebaliknya memafaatkan untuk belajar lebih keras. Gagal berangkat ke Maastrickt University di Belanda untuk mengikuti program double degree karena covid-19 menjadi motivasi untuk menghadapi tantangan berikutnya. Belajar di rumah secara online memberikan kesempatan untuk bisa berselancar mencari tantangan sambil membekali diri ke pertarungan sebenarnya. Mengikuti kompetisi debat yang dilakukan oleh Universitas di Indonesia dan dunia menjadi sarana belajar yang mengasyikkan. Kompetisi Indonesia Fre-moot William.C.Vis International Arbitration menjadi prestasi pertama tingkat nasional dimana Bryan King menjadi pendebat utama dan berhasil meraih juara 1 Tingkat Nasional. Tidak berhenti sampai disitu, team UGM dengan pendebat utama King bertarung di tingkat yang lebih tinggi yakni tingkat asia pasifik di Qatar.
Pertarungan yang sebenarnya adalah kompetisi 29Th Willem C.Vis (west) International Commercial Arbitration moot (vis Moot) dimana Bryan King Naibaho menjadi pendebat utama berhasil meraih peringkat 13 dunia dengan mengalahkan universitas terbaik di dunia.
Setelah kenyang dengan pertarungan debat International Bryan King Naibaho berhasil menularkan ilmu yang dimiliki kepada adik adik kelasnya dan berhasil meraih prestasi sebagai coach.
Di tengah kesibukan berkompetisi Pemuda ganteng dengan tinggi badan 186 cm dan berat badan 85 Kg ini selalu tampil sederhana yang setiap harinya, ke kampus dengan motor bebek kesayangannya yang merupakan warisan dari abangnya Andrian Raja Naibaho Bsc yang saat ini sedang mengikuti program master di munchen university Germany.
Terlahir dari keluarga yang demokratis ayahnya Parulian Naibaho SH.MH dan Ibunya dokter Riris Tarihoran Mkes menjadikan Bryan King ditempa menjadi anak yang berani dan terbiasa berdebat. Lembut,tegas dan beretika menjadi ciri khas nya, di usianya yang masih sangat belia tidak menyurutkan semagatnya untuk menimba ilmu ke negeri nan jauh, tanggal wisuda yang sudah tinggal beberapa bulan terpaksa ditinggalkan karena perkuliahan di kampus sono sudah mesti dimulai. Merasakan tiba di negara yang pertama kali di kunjungi dengan karakter yang berbeda, menjadi pengalaman berharga. New York University menjadi tujuan karena disana lah dia diterima sebagai mahasiswa program master. Rasa kaget mengawali hari pertamanya kuliah karena semua teman yang berasal dari berbagai negara di dunia. Perkenalan sesama mahasiswa hampir membuat nyalinya ciut kerena disamping usia teman temannya semua jauh di atasnya dan Bryan king menjadi yang termuda dan belum berpengalaman sebagai Lawyer,sementara semua teman kuliahnya adalah advokat advokat berpengalaman di Firma hukum di negaranya. Tapi dengan modal dan pengalaman sebagai juara debat Arbitration tingkat dunia dan kepiawiannya dalam penguasaan Bahasa menjadikannya semua menjadi biasa biasa. Dalam perkuliahan Bryan King bukanlah mahasiswa yang biasa biasa di dalam kelas, selalu aktif berdiskusi dengan advokat advokat senior dan dosen yang begelar Profesor ternama di Amerika menjadikannya dapat menyelesaikan perkuliahan tepat waktu dan meraih gelar LLM .Kapan kembali Ke Indonesia Bryan…? Mencoba mencari pengalaman di negara Paman Sam, saat ini King (pangilan akrabnya) sedang bekerja magang di Supreme Court Of The United States merupakan lembaga peradilan di Amerika. Kembali ke Indonesia jika sudah di usir dari Amerika candanya.semoga sukses.